Sajak : DG Kumarsana
Wanita itu selalu mengeluh setiap
aku mendatangi rumahnya
diam-diam pagarnya dilukis dari
bara warna matahari
Wanita itu selalu mengaduh ketika
mendapatkan aku telah duduk di sofanya
yang terpintal serat burung camar
halus bulunya menyapa keramahan
tentang hasrat sepi
disembunyikan di balik bilik ruang
tersekat mata hati
serta kerinduan yang diterbangkan
pada setiap sudut jendela menjulur lepas ke arah langit
Wanita itu selalu membelalak
manakala mengetahui aku memasuki kamar tidurnya
yang menyimpan kerahasiaan
tersembunyi oleh kerinduan yang telah lama hilang
namun suramnya memantul menyudut
lebih menjanjikan teka teki asmara
mengisyaratkan bahwa cahaya ruangan lebih menikam
dari pagar yang selalu membara
menghadang setiap tamu datang
Wanita itu tiba-tiba terpekik
menyadari aku telah menyudut tempat tidurnya
melihat suaminya tengah melukis
tubuhku
diam diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar