Rabu, 22 Februari 2012

KAIRATA PARWA (40)


Arjuna berkata sambil menyembah, “Hamba mohon agar Paduka Bhatara berkenan menganugerahkan senjata yang bernama “Brahmasira” senjata yang mampu menghancurkan dunia pada akhir Yuga, yang dengan pertolongan senjata itu hamba dapat kemenangan dalam perang besar yang akan terjadi antara kami (pada satu pihak) dengan Karna, Bhagawan Bhisma. Bhagawan Kripa, Dang Hyang Drona (pada pihak lain), senjata yang dapat hamba pergunakan untuk membunuh Danawa, Rakshasa, Pisacha, Gandharwa dan Naga. Dan permohonan hamba yang terutama ialah supaya hamba bisa berperang melawan mereka dan memperoleh hasil yang gemilang!”
            Hyang Siwa menjawab, “Aku berikan kepadamu senjataku yang utama bernama Pasupata (Brahmasira). Engkau dapat menggunakan itu. Tidak ada yang tahu akan senjata itu, baik Hyang Yama maupun Raja Yaksha, Hyang Waruna, Hyang Wayu, apalagi manusia. Tetapi, hai Arjuna, senjata ini tidak boleh dilepaskan, jika tidak amat perlu sekali, serta dalam keadaan memaksa, karena bila ia dilepaskan kepada sembarang musuh yang tidak sakti, ia akan menghancurkan seluruh dunia. Di dalam tri-buana tidak seorangpun yang tidak dapat dibinasakan oleh senjata ini. Dan senjata ini harus dilepaskan melalui pemusatan pikiran, ketajaman pandangan mata, dengan kata-kata, dan dengan busurnya.”
            Selanjutnya Hyang Siwa lalu mengajarkan kepada Arjuna rahasia/ilmu dan cara mempergunakan senjata itu. Arjuna pun menerima ajaran dan senjata itu. Pada saat itu seluruh dunia bergetar. Taufan mengamuk, terdengar suara tambur dan sungu dari langit. Hyang Siwa lalu berkata, “ naiklah ke surga, hai Arjuna!” Beliau lalu memberikan busur “Gandewa” yang utama kepada Arjuna, dan sesudah itu lalu naik kembali ke surga.
(penulis, I Gusti Ngurah Ketut Sangka, Kerambitan 24 oktober 1964)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar