Sabtu, 18 Februari 2012

WANITA ITU BERNAMA IBU


Sajak : DG Kumarsana
 
Wanita itu bernama ibu
tidak pernah merindukan airmata
ketika anak-anak tersungkur lahar panas
dan menyaksikan suaminya mati gantung diri
diantara sedu-sedan yang tidak dibeda-bedakan kodrat

Wanita itu bernama ibu
berapa lama usianya diukur kini, diantara kalender terpacak dinding kamar tak pernah usai berganti tahun kian kusam
airmatanya susah ditebak kapan datang, pernah datang atau tidak pernah datang sama sekali
pelupuknya seolah mengering secara perlahan lahan
tidak membenam airmata tersisa
karena airmata baginya adalah kesialan
huru hara dan kekecewaan
karena airmata selalu melahirkan kesakitan, kepedihan dan kekosongan
yang mengingatkan akan malam tak jelas igaunya serta melukis wajahnya kering
malam menyusun mimpi di hati tuanya lekang mengenang cinta
                        dalam serabut gelap tanpa kata
                        mengigau

Wanita itu bernama Ibu
pernah berkasih hati melahirkan anak anak
dan tak pernah mengeluarkan air mata
tak akan mengingat anak anaknya mati
tak akan mengingat suaminya mati
tetap tidak pernah merindukan airmata, sebagaimana airmata telah dimiliki orang lain
sambil melukis kepedihan pada kelopaknya dalam cahaya
malam yang kering


Bangsal Pemenang, juli’10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar