Raja
Dhristharasthra menjawab, bahwa itu tidak mungkin dapat
diterimanya, karena cinta kasihnya kepada putranya, tambahan pula bukankah
kemenangan main dadu yang diperoleh oleh putranya itu hasil yang halal?
Bhagawan Byasa menyahut, “ Perkataanmu benar, hai anaknda
Prabhu, memang semua orang cinta kepada anaknya. Tiada cinta yang melebihi
cinta kepada anak. Tetapi jangan anaknda Prabhu lupa. Putra adalah kepunyaan
(milik) yang paling baik atau sebaliknya yang paling buruk bagi seseorang.
Tergantung dengan baik atau jahat budi-pekerti putranya itu sendiri. Jikalau
anaknda Prabhu merasakan, bahwa cinta akan anak melebihi segala-galanya,
tidakkah anaknda Prabhu merasakan juga kesedihan Pandu (Kunti) akan kehilangan
putranya? Dan tidakkah pula anaknda Prabhu ingin mempertahankan keselamatan
untuk seluruh putra anaknda Prabhu dengan menyuruh Duryodhana membuat
perdamaian dengan Pandawa? Ingatlah bahwa anaknda Prabhu mempunyai seratus
orang putra, sedangkan Pandu hanya lima orang saja. Ingatlah pula bahwa putra
Pandu menghadapi kesukaran tentang soal bagaimana mereka dapat menyelamatkan
hidupnya, dan bagaimanakah mereka bisa mencapai kebahagiaan?”
(penulis, I Gusti Ngurah Ketut
Sangka, Kerambitan 24 oktober 1964)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar