Selasa, 14 Februari 2012

ARAN-YAKA PARWA (9)


Raja Dhristharasthra menjawab, bahwa itu tidak mungkin dapat diterimanya, karena cinta kasihnya kepada putranya, tambahan pula bukankah kemenangan main dadu yang diperoleh oleh putranya itu hasil yang halal?
            Bhagawan Byasa menyahut, “ Perkataanmu benar, hai anaknda Prabhu, memang semua orang cinta kepada anaknya. Tiada cinta yang melebihi cinta kepada anak. Tetapi jangan anaknda Prabhu lupa. Putra adalah kepunyaan (milik) yang paling baik atau sebaliknya yang paling buruk bagi seseorang. Tergantung dengan baik atau jahat budi-pekerti putranya itu sendiri. Jikalau anaknda Prabhu merasakan, bahwa cinta akan anak melebihi segala-galanya, tidakkah anaknda Prabhu merasakan juga kesedihan Pandu (Kunti) akan kehilangan putranya? Dan tidakkah pula anaknda Prabhu ingin mempertahankan keselamatan untuk seluruh putra anaknda Prabhu dengan menyuruh Duryodhana membuat perdamaian dengan Pandawa? Ingatlah bahwa anaknda Prabhu mempunyai seratus orang putra, sedangkan Pandu hanya lima orang saja. Ingatlah pula bahwa putra Pandu menghadapi kesukaran tentang soal bagaimana mereka dapat menyelamatkan hidupnya, dan bagaimanakah mereka bisa mencapai kebahagiaan?”
(penulis, I Gusti Ngurah Ketut Sangka, Kerambitan 24 oktober 1964)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar