Sajak : DG.Kumarsana
Siapa yang
menyihir laut, gunung, dataran senyap
jadi ikan yang melaut memahami musim demi musim
jadi
burung-burung terpanah
jadi petani yang
kehilangan tanah
menghamburkan
bara angin
terbang dalam kisaran waktu
sajakku gagu
menyangga bumi yang kian tua berkerak termakan renta
tanpa kata
hanya isyarat lepas kata kata tak
bermakna
anak-anak
belajar melafal ungkapan,siapa yang akan menjadi pendengar
jadi bekal
demontrasi di jalanan atau melafal pernyataan di atas mimbar
pada berebutan turun ke jalan jalan suarakan
keadilan yang tak pernah adil
suatu saat para leluhur turun melambaikan tangan
menyebar wewangian bunga ketika masih peka agama
sekarang gunung-gunung tanpa isyarat tanpa
tekateki
tidak ada cinta tersembunyi lagi, karena tidak ada
yang menyembunyikan lagi
telah hafal bahasa ikan di laut lupa musim
mana bayangmu hanya suara suara angin sembunyinya
sunyi
mana para gagu yang pintar melafalkan mantram
kata-kata yang disucikan orang suci
mantram punya suara punya mujizat punya api
punya sayap
berkepak burung burung tak terpanah bayangan angin
pinjam satu
isyarat
pinjami para pejalan kaki, pendakian tak henti
tak henti para nabi suarakan
katanya kita telah kehilangan akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar