Minggu, 19 Februari 2012

BISMA KENAPA BRAHMACARYA


 Sajak : DG.Kumarsana
 
Seandainya Bisma tidak lahir
seandainya tidak ada negara Kasi dengan tiga putrinya
sungai gangga tak pernah mengalir airnya
kenapa Bisma hadir memajang merentangkan busur panah, kalau hanya lidah bisa menancapkan ketajaman maha kstaria di dada musuhnya
tanah suci tetap jadi saksi sumpah dan seandainya prabu dari negeri saubala tidak gentar
ataupun ditaklukan di depan umum, maka tidak ada sumpah dendam terjadi dalam reinkarnasi-phunarbawa dalam niat bercermin di atas air sungai gangga sang Dewi Amba
wisik  Hyang Maha Dewata Agung menanti kehadiran putri prabu Drupada menyalak dendam

Bisma kenapa brahmacarya
ketika duhai, dewi Amba tidak mampu menolak kultur
mengharapkan tumimbalnya memutar jaman
dewi Amba terombang ambing dalam legenda

Pinjamkan satu atau beberapa bagian tokoh
namun tetaplah sebuah cerita membawa kisahnya sendiri-sendiri
sang kstaria tulen mengkebiri dirinya
dalam kekecewaan yang sarat
walau kebanyakan tidak percaya cinta tak senantiasa menunjukan sorga
asmara tak senantiasa mendekatkan harumnya aroma kebahagiaan
pada jalan-jalan semesta yang dianggap akhir sebuah sengketa
Dewi Amba kenapa engkau membenamkan diri di kawah pengharapan
                        : asmara tak selalu pasti datangnya
                          kembalikan peristiwa itu
                                    kembalikanlah!!
                                    Benar benar harus kembali lagi

sebelum terjadi pertemuan antara Bisma dan prabu Salva
            namun kenapa harus ada perseteruan yang malah kelak membumbui awal terjadi panah tanda-tanda kurusetra ditatah menjadi sebuah pembaringan kehormatan bagi jiwa yang pecah
           
Kekonyolan Dewi Amba mengharap segara terjadi reinkarnasi
kekonyolan Srikandi yang tak menampik nasibnya
kegombalan Bisma yang menganggap lidah tak pernah bercabang dan tidak memutar balik sejarah bahwa sumpah lidah adalah bukan sembarang lidah memancangkan tulang
paceklik wibawa – paceklik moral sang Dewi pada harapan tak sampai
tanah tanah pertiwi

tanah tanah gagu melafalkan asmara berdarah sumpah lidah
menjadikan tanah pertiwi tanah kuru yang mengalirkan darah dalam airmata dendam, menjadi air bah dalam riwayat sebuah cerita tak sampai
bak mata air kehidupan
melahirkan airmata kematian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar