Rina menatap hamparan
menghijau di depannya. Ashram yang menyenangkan dengan pohon-pohon di
sekelilingnya demikian menghijau. Di kejauhan terlihat Gunung Agung menjulang
tinggi. Dirinya seperti tengah berada di ketinggian puncak gunung itu.
Seolah-olah terbang bersama awan yang menyelimuti hatinya yang perlahan-lahan
terasa mulai pulih dalam kesadaran.
Rina takjub.
Tuhan maha besar!
------------***-----------
20 tahun yang lalu, Rina
menikah dengan Nyoman Adi Sanjaya Putra. Tidak ada terbersit dalam hatinya
untuk menikah lagi. Apalagi akan mencintai laki-laki lain. Ataupun berharap
untuk dicintai laki-laki lain. Tidak sedikitpun angan-angan demikian terbersit
di hatinya. Apa yang mau dicari lagi di sisi lain kebahagiaan hidupnya itu? Anak-anak sudah tumbuh remaja. Hidupnya adalah
untuk keluarga yang menyayanginya.
Totalitas kegiatan yang terhenti
meninggalkan rutinitas masa-masa remaja yang pernah dilalui dengan penuh
kegembiraan. Sebuah pelabuhan terakhir tempat menambatkan hati pada laki-laki
yang jelas status sosial kemasyarakatannya. Jelas pekerjaannya. Jelas
kehidupannya. Jelas latar belakang keluarganya. Dan yang pasti juga jelas
penghasilannya dalam menafkahi dirinya. Baik itu secara lahir maupun bathin.
Memang itu yang dia idam-idamkan selama ini. Sebagian mimpi-mimpinya sudah
hampir terpenuhi. Tanpa suatu kesulitan yang berarti. Sepertinya memang tidak
ada yang sulit.
Namun dia dan suaminya benar-benar
tidak mampu untuk mengelak dari kenyataan pahit yang dilalui dalam hidupnya. Dihadapkan
pada suatu permasalahan pelik yang di daerah Lombok lebih dikenal dengan sebutan
senggeger, sebuah ilmu pengasih-asih yang mengedepankan fakta-fakta tidak
berdasar dan sangat tidak ilmiah di luar logika otaknya yang waras. Badai nan
maha dahsyat telah menghantam kehidupan rumah tangganya. Membuat otaknya jadi
setengah miring dan sangat bodoh. Membuat dirinya jadi gila. Membuat dia
seperti kembali menjadi seorang remaja yang lupa akan kehidupan berumah tangga.
Dukun yang berpredikat sinonim
sebagai sang-supranatural menyebut pelet itu sejenis ilmu senggeger. Ya,
mungkin seperti itulah ilmu pengasih-asih pengikat sukma asmara. Dengan
mengucap mantra sesuai yang diberikan dukun senggeger, dibaca tiga kali
berturut-turut serta mengoleskan sedikit minyak kecial di dahi dengan posisi
lurus dan sekali di oleskan pada sepasang alis mata sambil membayangkan wajah
wanita yang dituju. Reaksi yang muncul dari pembacaan mantra yang diberikan
disertai minyak kecial itu lama kelamaan akan membuat wanita yang kena pengaruh
akan bertingkah laku seperti seekor kuda
yang sangat binal. Itu berarti wanita yang diinginkan sudah kena jaring. Dan segala apa yang menjadi
keinginan lelaki yang memelet akan dituruti oleh si wanita tersebut. Bahkan justru
sebaliknya wanitanya akan datang mencari laki-laki itu. Dia akan datang
menyodorkan dirinya. Menyerahkan dirinya, apa maunya lelaki yang
menginginkannya. Dia akan menjadi wanita yang pasrah dan penurut. Itu dia
lakukan di luar kesadarannya sendiri walau hatinya bertentangan tidak
menginginkan itu terjadi. Dia berlaku seperti orang binal. Jaran guyang, orang
mengatakan. Pikirannya guyang paling, perasaannya tak menentu kalau belum
bertemu laki-laki itu. Bagaimanapun buruk rupa seorang lelaki yang memelet dia,
di hadapannya akan terlihat demikian sempurna seperti dalam tokoh pewayangan Arjuna
yang berpenampilan sangat rupawan.
Omong-omong sampai pada soal
yang menyangkut dukun. Semula Rina tak percaya yang namanya dukun. Tidak
percaya dengan apa yang dikatakan dukun itu tentang adanya ilmu pengasih-asih
sejenis senggeger ini. Karena pengaruh ilmu dari haji Saidi menyebabkan
suaminya terpaksa berkenalan dengan dukun. Dia tahu Nyoman orangnya tak kenal
menyerah. Dia berusaha mencarikan obat pelawan pengaruh senggeger itu melalui
pertolongan seorang dukun. Namun ternyata suaminya mengenal dan berkelana dari
dukun satu ke dukun lain. Betul-betul berharap istrinya sembuh dari pengaruh
itu.
Tuhan tak lebih hanya deretan
pertanyaan-pertanyaan semata, tidak lebih. Pertanyaan-pertanyaan bodoh
terlontar di bibirnya untuk meminjam jawab penghabisan. Mengapa harus ada cinta
dalam hidup? Mengapa ada badai dalam rumah tangga? Siapa-siapa saja yang dapat
jatah badai itu? Siapa pula yang boleh menolak datangnya badai? Kalau datangnya
badai demikian dahsyat, bolehkah kita bernegosiasi agar jangan berdampak
terlalu parah? Kalau sekarang kehidupan Rina yang kebagian jatah badai,
bagaimana cara mendamaikan dan sedikit mengurangi pengaruh yang muncul akibat
badai tersebut? Dan kalau memang ada, mengapa datangnya demikian mendadak dan
tidak memberikan kesempatan buatnya untuk berpikir, mengelak ataupun melawan? Tuhan
pasti tidak akan pernah mau menjawab. Atau Tuhan menjawab semua itu, hanya saja
dia yang tidak mampu untuk mendengar. Begitu jauhnya pendengaran sehingga tak
mampu menangkap bisikanNya. Mungkin saja Tuhan sudah memberi isyarat, hanya
Rina tak mengerti sebuah isyarat. Itulah keterbatasan Rina. Sebuah pertanyaan
yang sangat klise dari umatnya yang ditujukan padaNya.
Bagus sekali, bilamana ada yg sedang mencari pusaka atau mustika berkhodam dan bertuah dasyat, silahkan klik www.mustikapengasih.blogspot.com atau invite pin bb 2B2779DF ,garansi selamanya, semoga semua mahluk berbahagia ,terimakasih
BalasHapus