Sajak : DG.Kumarsana
Dan gigirnya zaman telah merobek duniamu
menjadi pedati yang keras berlari
menjadi janji yang bertepi
berkejar kejaran ke arah langit
berhari-hari tanggalan nasib
menghadiri perkawinan hati
petik satu janji menghempas
: jangan pernah abaikan kerisauan ini, dik!
Engkau masih belajar memanah angin
di balik gemerlap fashion show
dan pita suara jazz tunggal bersinambungan di atas rimba raya percintaan
mengukir zaman silih berganti
: kau ungkap rindu yang sembunyi di balik pepohonan
di balik cahaya yang kelam
di simpang kemesraan
dan engkau telah menjadi perempuan ke berapa di hadapan laki-laki itu
berapa kali telah berubah-ubah warna gincumu
lidahnya secara bergiliran
menghapus gincumu
yang berganti ganti rupa
Sebuah hati menjerit,merobek langit
menatap wajahmu yang menelan bara
keletihan ini buat siapa
kalau kangen menurutmu hanya lintasan persuaan sepintas
mari kita sama sama simpan kerinduan ini
di balik kaca, di balik pedati yang terus berlari
agar bulan bisa menggapai wajahmu
pada batas lintasan cahaya
hati
: ketika sebuah mimpi berlalu, telah menjadi birahi yang hangat membidik kemesraanmu
Mangsit,jan’09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar