Di hari
valentine ini enaknya ngapain ya? Dengerin music? Ah kurang seru. Ndak seru.
Bener-bener kurang seru. Nyelam-nyelam di laut? dingin ah. Apalagi sekarang,
musim air laut lagi tidak bersahabat dengan kita. Mendadak angin ribut,
gelombang setinggi rumah penduduk. Nggak, ah! Nggak mau pergi ke laut. Lagian
Riri nggak bisa berenang.
“Lho, sekalipun nggak bisa berenang,
kan ada aku, say?” Itu kata-kata indah
yang selalu dikeluarkan Andre pada Riri kala hati lagi galau.
“Yee, emang sapa juga mau,” Riri
mengedik sambil meletin lidahnya. Ih! Kalau nggak di rumah nggak tahu lagi
Andre mau apain tuh lidah. Kadang-kadang narsis juga, jahilnya kepalang
tanggung.
“Maksudku kalau mendadak tenggelam
kan bisa aku bantu..”
“Ih, emang sapa mau berenang? Lagian
sapa juga mau tenggelam?” Riri memotong ucapan Andre.
“Lho, terus kalau ke laut kita
ngapain? O, ya, kita maen canoe aja ya..asyik khan. Kita kayuh tuh ampe ke
tengah, terus kita maem coklat bareng sambil cerita cerita apa aja deh. Yang
penting kita bikin suasana valentine lain dari yang lain. Gimana Ri, setuju
kan?” Andre mengusulkan. Biasanya kalau apa yang dia usulkan Riri pasti setuju.
Riri diam. Matanya menatap.
“Habis maem coklat, kita mancing
ikan, sapa tahu dapat ikan gede gede bisa kita kasi mami terus masak pake
sambal lalap waaah, asyik kan?”
Riri tetap diam.
“Kenapa diem terus Ri? Ayolah, kamu
mau kan? Nanti habis mancing ikan kita bisa bakar-bakar ikan terus makan bareng
berdua. Pokoknya hari ini hari khusus kita berdua aja, oke? Oke honey? Hehehe
kamu pasti cantik, pokoknya aku tak akan berhenti mencintaimu, aku tak akan
pernah berubah sedetikpun dan akan aku temukan kebahagiaan….” Andre kian
menggebu-gebu sembari mencuplik sebait lagu TTDJ……jangan berhenti mencintaimu…meki
mentari berhenti bersinar dst..dst
Riri masih diam.
Di dalam cintamu kutemukan
bahagia…ouuwouuuwwwwoooouuuuwwww….., Andre bernyanyi-nyanyi kecil. Mulutnya
monyong-monyong, persis monyet yang lagi dirubung semut hitam, ekspresi
wajahnya demikian dalam, demikian menghayati suara yang keluar dari dalam lubuk
hatinya yang paling dalam.
Riri tersenyum.
“Hehehe, kamu pasti setuju, kamu
pasti mau ya Ri? Tuh kamu senyum-senyum duhhh, manisnya..,, happy valentine
day, honey, ilopiu…..” Andre senang dan…nggokk!!! Spontan dia mencium pipi Riri
dengan sepenuh gembira dan tidak setengah-setengah Andre memeluk tubuh
kekasihnya kuat-kuat. Di ngok lagi sekali hingga mendelik. Riri
tersengal-sengal. Hingga napasnya cengos-cengos, dadanya terasa kembung
mengembang, untung Andre sudah melepaskan pelukannya. Memang unik gaya
percintaan mereka. Riri aja suka gayanya Andre, Begitu caranya cowok itu
memperlakukan dirinya. Kalau ndak suka tentu saja Riri sudah marah. Sudah
berjalan empat tahun perjalanan cinta mereka, itu berarti sudah empat kali
ketemu valentine. Kalau setahun ketemu dua kali Pebruari, berarti bertambah
menjadi delapan kali valentine. Pebruari memang bulan yang istimewa buat Riri.
Bulan yang mempertemukannya dengan Andre. Bulan ini juga dia dapat penghargaan
sebagai putri rambut indah sejagat. Karena dia memiliki rambut hitam legam
lurus, walau nggak pernah di rebounding ke salon. Riri menyisihkan empat
finalis lainnya. Coba liat rambutnya, tuh indah menawan. Lembut elastis
berjuntai memenuhi bahunya yang putih bak bidadari turun dari kahyangan.
Bagi pasangan muda-mudi yang sedang
dilanda cinta, ini adalah hari yang paling membahagiakan, hari yang
ditunggu-tunggu untuk mengungkapkan sebuah ekspresi bercinta. Walau hubungan
cinta tak mesti menunggu datangnya valentine. Kasih sayang setiap hari yang
dilimpahkan sudah merupakan hari yang istimewa dan diantara yang istimewapun
pasti ada yang ter-istimewa lagi. Ada kok yang lebih istimewa dari sekian
banyak keistimewaan yang ada selama ini. Ya, itu yang menjadi keinginan Andre.
Barangkali seperti itu maksud pengungkapan Andre. Memang sih awal percintaan
sewaktu pertama kali Riri mengenal Andre, dia melihat ada yang aneh pada cowok
itu. Aneh yang nyebelin. Terkadang terlalu banyak cingcong. Kelewat ceriwis.
Riri nggak suka cowok ceriwis.
“Lha, terus kalau aku nggak banyak
omong, kalau aku hanya diam masak sih kamu tahu apa yang aku mau? Hmm maksudku,
bagaimana mungkin dengan cara diam aku mengungkapkan perasaanku padamu kalau
sesungguhnya aku menyukaimu?” demikian Andre menyahut pada waktu itu.
Benar juga!
“Apa mungkin dengan cara diam kamu
mengerti? Bagimana sih menyatakan perasaan cinta kalau tidak ngomong? Ri, mana
kamu tahu kalau aku mencintaimu cukup hanya lewat tatapan mata, bergetar lalu
syuuurrr….ah, nggak mungkin itu! Memang mata mewakili perasaan. Mata tidak
menyembunyikan perasaan, tapi apakah mungkin terjadi percakapan mata? Eh, Ri,
kamu coba lihat mataku….liat…liat!”
Riri melihat mata Andre. Dan Riri
merasakan ada debaran, namun perlahan-lahan dia rasakan debaran itu semakin
menghilang, lalu berhenti.
“Kenapa?”
Riri hanya ketawa.
Andre ikut ketawa.
“Lho, kok ketawa?” Riri bertanya
heran.
“karena kamu ketawa”
“Kok?”
“Karena apa yang kamu lakukan, aku
ingin melakukan hal yang sama.”
Dan Riri tersenyum senang, Andre pun
ikut tersenyum.
“Keliru!” Riri teriak.
“Keliru? Apanya keliru?”
“Hmm, karena matamu tidak memberikan
debaran yang berarti di hatiku. Itu artinya matamu jenis mata suka berbohong,
karena aku rasakan itu. Kamu sesungguhnya tidak mencintai aku secara
sungguh-sungguh. Kamu hanya suka iseng. Kamu bercanda, ndre. Kamu tuh type
cowok yang suka mengabaikan perasaan wanita. “
“Ah…….????”
“Iya!”
“Itu hanya matamu yang salah
menilai, Ri. Makanya mata itu kalau diliat sekilas suka keliru. Coba dengar
kata-kataku, coba dengar apa yang aku katakan, Itu bisa kamu buktiin deh. Kamu
mau bukti, Ri?”
Riri tak menyahut. Kadangkala mata
memang tidak bisa dipercaya walau sesungguhnya dia mewakili perasaan. Riri juga
ndak mau terlalu menyelidik arti tatapan mata Andre. Karena dia tidak mengerti
arti sebuah mata yang menatap. Waktu itu! Waktu pertama kali jumpa Andre. Dan
setelah lama kelamaan mengenal cowok itu, Riri merasa hari-harinya terasa
kosong kalau sehari saja tidak mendengar ocehannya. Benar juga. Andre menjadi
bagian dari hatinya, dan akhirnya Riri sendiri merasa aneh kalau lagi berduaan
ama Andre tidak ada keluar cakapnya. Pasti dia akan berkata, “ hari ini kamu
aneh, Ndre” atau “ kamu kok banyak diam?” nah, tuh kan disana terbukti kalau sesungguhnya
Riri suka Andre.
“Gimana, Ri?” Andre membuyarkan
lamunan Riri.
“Apanya yang gimana?”
“Lho! Jadi kan kita merayakan
valentine di tengah laut sambil maem coklat, sambil maen canoe, sambil nangkap
ikan, sambil……”
“Tapi, Ndre…aku nggak bisa berenang”
“Kan ada aku sayang, Aku selalu
menjagamu,”
“Aku percaya..”
“Lha terus apalagi?”
Riri diam. Andre tahu keragu-raguan
kekasihnya itu. Andre tidak mau terlalu menekan dengan berbagai pertanyaan dan
pernyataan. Dia memberikan kesempatan gadis itu ragu-ragu, memberikan
kesempatan berpikir sampai benar-benar yakin untuk mengambil sikap. Tak
membutuhkan waktu terlalu lama. Riri akhirnya bicara:
“Kita bawa pelampung aja ya?”
katanya polos.
Andre menatap Riri, melihat tatapan
mata itu tidak jadi dia tertawa. Lalu mengangguk-angguk. Hanya
mengangguk-angguk. Dan mengangguk-angguk terus.
Di meja itu masih terlihat seikat
kembang pemberiaan Andre, pada kertas berwarna merah muda, warna yang menjadi
kesukaan mereka berdua bertuliskan :…..” jangan pernah membiarkan seseorang
datang kepadamu lalu pergi begitu saja tanpa merasa lebih baik (mother
Theresa)” dan dibawahnya tertulis nama kekasihnya dalam huruf yang demikian
indaaaaaaaaah banget!, Selamat hari kasih sayang…….di bawahnya bertuliskan lagi
: LOPIU dan agak ke bawah ada gambar jantung disertai bunga warna-warni mirip
kembang api. Pokoknya rame,deh!
Mataram,
September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar