Sajak : DG.Kumarsana
Hingga
dermaga merapatnya tualang membawa kabar
anak-anak
yang jemu melayarkan nasib tak jelas dibawa gelombang
percakapan ini hanya kebisuan masa depan
tak menjadi sejarah
atau merubah warna kota buram pada
malam-malam berkepanjangan
kental tanda-tanda
hiruk pikuk suara-suara pada kursi kursi
birokrat
jadi
lahan bak sekeping emas berlian
merapatlah,
kita coba gadaikan harga diri
sebuah kehormatan yang dulu dibela
matimatian para nenekmoyang
hanya segelintir turunnya derajat
percakapan ini hanya kebisuan masa depan
sekadar mengukir sejarah, kendati tanpa
menurunkan harkat
layak dan tak kursi birokrat perlambang
neraca rugilaba
hidup
dipersimpangan
hidup
sekeping bayang
tak’kan
pernah merapat
jauh
jauh
sejauh-jauhnya
angan
dalam
kepekatan
malam
Hingga
dermaga merapatnya tualang membawa kabar
tak
sampai
tak
sampai
menunggu
masa depan tak habis-habis
dalam
percakapan
malam
yang
sia-sia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar