Selasa, 21 Februari 2012

Senggeger jaran guyang (8)


Tuhan punya cara sendiri untuk menentukan jalan hidupnya. Tuhan telah membuat peta kronologis dalam sebuah skenario hidupnya, entah juga karena hari-hari yang sibuk sehingga lupa untuk berdoa dan memberikan perhatian yang dalam pada suami dan anak-anak. Mula-mula niatnya yang muncul dalam dirinya ingin meringankan beban suami sebagai kepala rumah tangga. Karena prihatin melihat suami pontang-panting seperti sibuk sendiri menafkahi keluarga. Terbersit dalam dirinya untuk meringankan beban suami dengan turut memberi andil buat kelangsungan rumah tangga.
Kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengikuti khusus keterampilan menjahit selama setahun di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Selanjutnya mengisi kegiatan keterampilan kursus kecantikan. Sebuah bakat yang tidak muncul begitu saja kalau tanpa diasah dengan tekun. Khususnya mengenai tatarias kecantikan ini sudah pernah dia ikuti ketika masih remaja dulu. Rina memang memiliki karakter tidak bisa diam. Selalu ada gejolak dalam dirinya. Kegelisahan untuk mengasah keterampilan diri selalu membuatnya untuk belajar terus. Berbeda dengan teman-teman sebayanya sesama bergaul. Temannya dalam lingkungan rumahnya dulu, pada masa-masa belajar  malah sering kepergok dan menghabiskan waktu di diskotik hingga larut malam bahkan kadang sampai menjelang pagi. Dia percaya kalau bakat tanpa dikembangkan ibarat sebuah batu pualam yang kusam. Pualam dalam lumpur yang mesti digosok secara terus menerus. Selebihnya dilakukan lewat cara otodidak. Dari sinilah awal mula dia bisa menemukan identitas dan mampu sedikit membantu ekonomi rumah tangga. Bukan hanya itu, keluargapun ikut menerima imbasnya. Batu pualam itu tengah memancarkan cahaya. Sinarnya memancar kemana-mana. Ke setiap sudut rumahnya. Memancar pada setiap gang-gang yang di lewati. Memancar pada setiap pintu-pintu rumah. Dan hidupnya mulai bercahaya. Kegiatan demi kegiatanpun mulai memanggilnya. Waktupun tanpa terasa bergulir demikian cepatnya saking sibuknya dengan aktifitas. Dan sangat menyenangkan disamping juga bisa membantu meringankan beban suami.
Namun semuanya tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Tuhan berkehendak lain kendati manusia punya rencana. Ah, ada-ada saja kehidupan ini. Terkadang ingin memaki hidup atau yang memberi napas-napas kehidupan atau yang menciptakan adanya kehidupan di dunia ini. Tapi kehidupan dia rasakan perputarannya kian tak terkendali oleh tangan-tangan setan dari manusia yang berperilaku setan. Rina berteriak-teriak menggapai tangan-tangan ajaib Tuhan. Ternyata tangan setan yang menyambutnya. Rina ingin berontak dari tangan itu. Memang sulit. Demikian mudahnya tergiring pada arus kehidupan demikian. Kenapa harus ada bintang tidak baik mengikuti jalan hidupnya. Tentu saja tidak ada seorangpun yang mau hidupnya berantakan. Rina jadi ragu. Sesungguhnya apakah masih ada Tuhan di dunia ini? Kepercayaannya pada Tuhan mulai luntur. Tuhan, masih adakah engkau disini bersamaku? Ataukah aku yang sudah mulai melupakanMu, ya Tuhan, sehingga Engkau berikan aku cobaan begini berat? Rina mengeluh. Keluhan yang keluar di saat batu pualam itu telah memancarkan sinarnya yang cerah gemerlap.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar