Jumat, 06 Juli 2012

ISYARAT DUKA


Duka tidak punya tandatanda
seakan menyembul tubuhnya
keluar dari sebatang pohon tergurat dalam awan
seakan menghuni hati mengiba
isyaratkan dukamu memajang semua peristiwa
yang terbuat dari waktu
ceritakan kesunyian itu, tinggalkan sedikit catatan
membentuk anak anak awan menabur benih di atas langit
sebagai sebuah kenangan usang
seakan berebutan jiwamu menanggalkan tubuh sendiri
membuka jendela yang terbuat dari serat-serat suara nurani
hati kecilmu
melepuh dalam diam
hati kecilmu
menggurat tandatanda

lereng pengsong 2011

SETIAP MALAM


Setiap malam dia datang menggariskan rembulan lewat wajahnya kuyu,
setiap malam dia membekaliku sebait kata lewat mimpi...
bawalah dan aku seolah menangkap pengharapan kalau besok hatimu berubah,
kalaupun tidak barangkali aku tengah mempersiapkan hati bengkak
beserta obat-obat yang siap ditenggak
lewat pil pahit menawar nanah yang setia kau titipkan
pada setiap titik titik kenikmatan
mengerang dalam igaumu
hingga sempurna pergumulan ini
dalam kehangatan semalam

Setiap malam dia membawakan kegelisahan yang sama
pada setiap tubuh yang berbeda
hingga lupa tubuh sendiri
harus bersandar pada hati yang mana


lereng pengsong,2011