Ribuan
anak mengalirkan airnya dari matamu
Menembang
asmara seribu cinta bagai kanak kanak menampung muara
Hingga
usia tak mampu memendam jalannya waktu bergulir
Mengakhiri
cerita.
Hari
ini sebuah tayangan berita televisi. Berita pembunuhan seperti piknik negeri
khayalan. Perkelahian antar kampung bagai kebengisan terkendali
waktu.Perampokan diantara desing peluru. Anak-anak yang dilahirkan dalam
senjata kebuasan. Mata polos menonton. Dan beberapa bulan berlalu.
Dunia
mencekam. Kanibal menjadi sebuah cerita humor. Tak habis waktu bercerita.
Anak-anak
belajar mengeringkan airmata dengan urat belati ditikamkan aurat ibunya. Dunia
membalik bola mata. Tubuh kering tak menyimpan kesakitan. Dan habis orang-orang
menembang. Telinga sudah tidak mendengar sebagai telinga. Karena cinta seribu
tahun yang hilang sebagai cinta.
Dimana
orang orang memburu kebahagian
Orang
hilang diburu waktu.
Ribuan
anak lupa menangisi airmatanya yang pernah keluar dalam sebutan kesakitan
kesakitan. Rasa yang telah hilang tak memenuhi hatinya. Rasa yang mahal untuk
dirasa. Hanya ibumu yang tahu ketika mengajari menangis. Dunia tanpa bola mata
yang mengayun-ayunkan waktu perlahan habis tak menghuni. Ribuan anak tak
memiliki airmata.