Menatap penjor menjulur ke atas
langit mendung menanti air di tepi angkasa, adakah
batas cuaca
kutitip di seberang tanpa perlu menghalau awan,
biarkan!
biarkan sesaat asap ini memanggil manggil tubuh yang
butuh kedamaian
bunga bunga yang mengubah doa terselesaikan dalam
kecintaan
semesta
Menatap penjor menjulur-julur langit
mendung disenyapkan genta genta mengalun
Dewa dewa menari, hujan urung turun namun tanah tak
selalu basah
para bidadari yang menghabiskan waktu berhari-hari
dalam satu bait :
karenanya,
berpuisilah
jangan biarkan sunyi bumi ini tanpa senandungmu
jangan hiraukan sunyi satu malam bergeming lampaui
wajahmu
sekalipun ayat ayat kidung mengalir dalam satu irama
:
nyanyi
para dewa dewa langit
Menatap penjor menjulur semesta
awan yang bersembunyi, lindap di hati
Inikah kedamaian? runtuhan bunga-bunga yang
menciptakan hujan sebagai tirtha membasah
jiwa kami
Galungan dalam kejelitaan menatap hasrat, dewa dewa
langit tersenyum riang berkendara awan putih bermahkota kemuliaan menyemburkan
kedamaian ke semua penjuru jagat
Bidadari bidadari melambaikan selendang terbuat dari
serat serat cinta kasih senantiasa setia membagi bagikan kemenangan,
membagi-bagikan harapan, berbagi mimpi yang berkemas dalam kenyataan sebelum
embun pagi menguak batas hari
Menatap penjor menjulur julur hati
langit mendung melempar pernik-pernik cahaya
dari kelopak yang basah
Lereng Pengsong 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar