: dimana sorga itu,?
Sepanjang jalan engkau datang membagi bagikan cinta
dengan cerita yang selalu sama
sepanjang jalan engkau datang menjanjikan
kebahagiaan, seolah orang-orang yang kau datangi
tidak bahagia yang terkungkung dalam kedahagaan
cinta kasih, sebahagia hidupmu
angin lalu di tubuh yang kering, tapi engkau tak
pernah kekeringan cinta
hampir tak pernah, itu katamu. Tapi aku sering tidak
percaya.
Setiap malam ada saja yang datang mengantarkan janji
karaoke, diskotik, pesta miras, sabhu-sabhu, sedikit
suntikan ataupun menari bugil
aku suka itu,
hanya
mimpi sekejap! Selain membunuh kebosanan
dan kau katakan sebuah kepuasan bukan berakhir dalam
mata uang dan birahi
hanyalah sekadar menimpali rasa jenuh dalam kegilaan
yang terikat
oleh agama dan segala tetek bengek larangan bermulut
bau : sebuah dogma yang kabur
ah, engkau mabuk, kawan!
pernahkah kita jumpa menunda perjanjian yang pernah
kita buat sebelumnya
engkau mengangguk dan berkata “ belum saatnya
bertobat!”
ceritamu membuat aku geli dan berhasrat ingin
membawakan sebuah sorga yang terbuat dari
sofa dan mesin perekam sahwat tersusun lepas dalam kantung-kantung
pengkhianatan kebenaran
engkau tertawa:
“jangan
kau bohongi hati kecilmu, bila nyali masih membengkak dalam angan”
aku mengangguk menatap senja senantiasa bergumul
dengan lampu peradaban menjelang malam
mengubah kebohongan menjadi sorga sesaat
dimana sorga itu?
(dimuat di buletin kapas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar