: di balik dusun terpencil ini, dik
kado valentine tidak mudah kubuat anyaman menyemat
hatimu
Matamu adalah bulatnya cahaya memantulkan pintalan
benang rencana.
kebersamaan yang membuat kesepakatan bahwa sesungguhnya
cinta ini
sempurna untuk sesaat
sebagai penantian berkarat dalam-dalam
kian dalam dari ketinggian hatimu
Pertengahan tanjakan yang senantiasa membuat kian
melarat
semakin jelas dalam bau kata-kata janji nan
berkarat
beradu napas melepuh dalam waktu tak jelas
antara lelah tak ada yang sampai, kabar siapa yang
ingkar hari ini?
tak ada kesepakatan
hutanmu hanyalah belantara tak bertuan rimbanya
dan kita membuat suatu rencana
membuat kebersamaan semakin dekat dengan tujuan :
akan
kabar tak pasti
Terkadang kegilaan ini sangat menjemukan
terkadang kegilaan ini membawa penyakit
terkadang kegilaan ini membuat kita pasrah
membedakan nasib
dan terkadang pula mencemburui untuk lepas dari
peradaban
norma-norma, agama bahkan menjadi sebuah proses
kemiskinan hasrat untuk mengetahui kebenaran.
Pendakian adalah kisah kecil dari sebagian besar
kisah hidup kita
makanya saranmu kita perlu mengulas rangkaian
kisah baru
menyambung kisah sebelumnya yang pernah ada.
Artinya barangkali kita mencari kebenaran itu di
atas langit
barangkali kita mencari puncak tujuan mendaki
pada mata kaki dimana awal mula kaki melangkah
tak ubahnya mencatat-catat kehidupan kita
sebelumnya.
Tuhan ternyata ada dalam berbagai bentuk.
tidak hanya sekadar angin atau menciptakan gejala
semesta alam.
Tuhan adalah bagaimana manusia mengenal moral
peradaban dan hukum semesta alam.
dengan demikian kejenuhan serupa untuk langkah
kerinduan yang baru
medan awal buat menempuh kehangatan baru.
kedamaian ini semakin menggila. Menggoda kita untuk
lebih taqwa.
tuntasnya pada segala hiruk-pikuk kota besi
kota penuh jalan-jalan robot yang gentayangan
senantiasa menguap
tak mengenal nasibnya
menabur benih yang tidak habis-habis
dalam persekongkolan napsu
dan segala bentuk kemaksiatan yang mudah terwujud
dalam setiap keinginan
yang tak jelas
namun wahai pendakian
di sejuknya pegunungan lindap bayangmu
mengusik segala kalbu
bahwa terlalu banyak perbedaan percintaan di kota
dan di desa
pegunungan yang masih polos dan terbuka oleh
suara-suara kekonyolan sederhana
tanpa dibuat-buat.
Bahwa terlalu banyak godaan-godaan di kota
ketimbang desa
yang belum tergelincir oleh lirikan lampu-lampu
ajaib hotel
kamar-kamar megah dan gerak tarian telanjang yang
menutup alasan
beragama itu bisa ditanggalkan sementara
secara jujur kau ucapkan:
di
balik dusun terpencil ini, dik
kado
valentine tidak mudah kubuat anyaman menyemat hatimu
Bahwa terlalu sintingnya kita menghadapi kebutuhan
di kota ketimbang di desa.
Bahwa di kota terlalu banyak lirikan liar
terlalu banyak artis-artis ibukota yang menarik
hati
Bahwa terlalu banyak kaum selebriti yang dikebiri
dalam gemerlap.
bau-bau alkohol meruang
asap-asap opium melebar dalam getar sabhu-sabhu
yang dianggap indah,
jadi semacam santapan di meja makan mengganti
knalpot berkerak
dan nakal menggoda segala keinginan
terlalu banyak seniman sakit hati dan belajar
meyakini kesenimannya,
terlalu banyak penjual kemewahan menjajakan harga
diri
dan terlalu banyak menawarkan kelinglungan.
Bahwa terlalu gilanya kita menghadapi
peradaban-peradaban berbau elektrik
dan tergiring bak mesin mafia yang mencuci otak
kita
bahwa modernisasi jauh lebih hebat dibandingkan
hidup di desa berbau arang dengan membakar singkong.
Matamu telah menjadi mesin berpeluru
jejalan segala peristiwa pada tanjakan bukit
terakhir
yang mengharuskan kita membuka mata hati
betapa kecilnya kita
dan betapa Tuhan kita dengar suara-suara yang
memanggil-mangil
mengingatkan kecurangan-kecurangan yang pernah
kita lakukan
saat belajar melupakan hari sucinya
yang dilingkari
upacara
Kita sering lupa dan berbuat konyol menjadi
penunggang kuda kemewahan
sementara kocek kita hanya sejengkal ukuran hidup
tak lebih setahun.
Lalu kita banyak berhutang di setiap kedai
makanan,
pada setiap warung-warung kopi
pada setiap supermarket dengan gaya sengit
menghamburkan segala keinginan bahwa
stok beras di rumah hanya cukup untuk sehari
serta menyembunyikan kekurangan diri dengan duduk
di rumah makan
hanya sekadar menikmati sebotol aqua ringan.
Ah, betapa kita menjaga gengsi
agar terkesan hidup mewah
berkuda emas yang berharap kantong kita ajaib
bersulap
menjadi bank-bank yang berjalan.
hidup hanyalah keindahan mimpi sesaat yang kita
beli dalam kekayaan berkhayal.
Ternyata dibalik kekosongan ini ada makna
tersimpan
di rimba penuh pergolakan jiwa yang mengganjal
setiap keinginan
agar cinta ini mudah dirawat dengan baik
disaat-saat padang ini gersang
di saat lumbung kita tidak terisi atau
di saat dompet kita kosong melompong
ataupun disaat datangnya tagihan bon-bon kopi pada
sebuah warung.
Dan ternyata di ketinggian puncak ini
semoga kita tidak harus menjajakan cinta pada
setiap penjaja angin
yang ingin mengatakan cinta ini tak lebih
lembaran-lembaran uang
yang mudah dibelanjakan pada setiap ruang hati
yang butuh kehangatan.
di ketinggian puncak ini semoga kita tidak harus
menjajakan hati murni
pada setiap pemburu hati yang ingin mengatakan
cinta ini tak lebih sepenggal hati
terbuat dari emas berlian yang mudah disimpan di
gerbang kebanggaan
untuk dipamerkan kepada para tetangga-tetangga
kita
tamu-tamu yang dolanan ke rumah
atau relasi-relasi yang bersilaturahmi ke rumah hati
ataupun kita umpankan pada rekan-rekan pecundang
yang termakan janji palsu
dengan lirikan manis agar runtuhnya hati berbagi-bagi
pada setiap balik hatimu yang masih punya rasa
Wow......ternyata di balik
dusun terpencil ini, dik
kado
valentine memang tidak mudah kubuat anyaman menyemat hatimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar