Minggu, 29 Januari 2012

POHON KEDAMAIAN, INIKAH DUKAMU? (menatap ketinggian puncak Rinjani)


Sajak : DG.Kumarsana

 
Sebelum memasuki tempat suci itu
pernah kau katakan Tuhan itu tidak ada
tidak punya semayam dan berhalusinasi sendiri memerangi kebatilan
pohon ini jadi saksi sebuah kesangsian
kau katakan Tuhan telah lelah mengabdi dan tidur panjang melawan Kumbakarna yang nakal menghabisi makanan yang dibagi bagi petualang panjang
karena kau tak kenal cinta kasih sayang benih-benih yang tumbuh pada setiap akar pepohonan membaca-baca usia yang lalu bagai angin lalai kau katakan Tuhan tidak berpihak pada pijakanmu
ketika lahan ini menjadi sunyi memecah paceklik lalu Tuhan kau katakan pemberi bencana
selalu kau sebut Tuhan dan ketika kau membawa napas panjang mendaki bukit
kau sangsi siapa di atas langit memberi hujan kemarau petir sebagai zat kehidupan bersembunyi di balik detak jantung tak pasti. Kapan terhenti
Ini jantungku, ini napasku lalu sembur langit dalam berbagai doa
aku belum membuka kitab tabir riwayat darimana bermula
kelahiran cinta kasih kelahiran pohon kedamaian dari balik awan gunung samudera raya
kalau kau memasuki tempat suci itu darimana Tuhan berasal siapa memberi nama bagaimana  mewujudkan dalam partikel-partikel kecil kegaiban yang sempurna
Tuhan, bersemayam di bilik sebelah mana kami buta membunuh dalam bom yang meledak, mayat yang bergelimpangan entah punya dosa atau tidak sambil tertawa meneriakan yel-yel kemenangan, berdoa atas kemenangan dan pohon-pohon kedamaian tumbang terbakar matahari oleh kemarau berkepanjangan
selintas jalan damai tak sampai hingga Tuhan tidur sesaat
Bukan! Kebenaran yang jadi debu tersapu angin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar