Rabu, 25 Januari 2012

mengenang si burung merak


Mengenang almarhum WS RENDRA sang budaya kasur tua....... maksudnya?

Itu ungkapan mas putu wijaya: kebudayaan jawa adalah kebudayaan kasur tua. Itu hanya sebuah diskusi yang memamerkan ketersinggungan banyak kalangan.
Kebudayaan yang tinggi bukanlah kebudayaan kurang ajar.
Pemikiran sang burung merak bukan karena ulahnya baru  nangkring kembali sepulang dari amerika.
Bahkan mungkin itu hanya satu bentuk ekspresi mini kata untuk mencemooh sang balada orang-orang tercinta.
Kasur tua baginya hanya ingin mengembalikan khasanah budaya usang, membuang tradisi temporer yang dogmatis menjadi tokoh pembaharu, merubah zaman yang buktinya sepeninggalan sang burung merak masih senang untuk dikenang, senang mengenang teater mini kata dalam almamater bengkel teater., adakah sang penerus kata....????
Bintang mahaputra atas pemakaman mas Rendra seperingkat mbh surip yang tidak mau dimakamkan di taman makam pahlawan bagi tokoh ”art heroik” karena tidak mau dan tidak butuh untuk dihormati.
Sekelumit mencari bapa
            Namaku Suto
            Ketika aku lahir
            Hujan turun dengan lebatnya
            Di ujung senjakala
            Sebagai bayi tubuhku terlalu besar
            Aku lahir dengan kaki lebih dulu
            Ibuku berteriak:”Aaaak”- lalu mati




Sumber kata”: goro-goro mas putu wijaya majalah tokoh 9 hingga 15 agustus 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar