Sabtu, 21 Januari 2012

KERANDA GANDAMAYIT


Sajak : DG.Kumarsana

 
Pada setiap pergantian jalannya musim yang diterbitkan waktu
kerangka yang berjalan menerpa jarak waktu, membelenggu paruh jam jam berlari
jarak bau tanah yang kian mengusung mengurung
setiap jejalan akhir petaka tanah basah
tubuh dingin terbujur, tidak ada yang mengingatkan perjalanan
                                                                        penghabisan

Wahai setiap keinginan yang mempunyai sangsi
busur-busur tertinggal lepas pentangkan sasaran kebijakan
pada awal dekade sains tehnologi dibangun menggugah nurani
manusia jadi besi sembrani lekang lengketan tanah tanah basah
mencium dangkalan moral serakahi filsafat berlebih
dan belajar berdiri mematung  patung sebagai peminta-minta pada ujung traffic
simpang jalan
mengusung keranda bermuka-muka pada setiap manusia bermahkota kembang
berkendara kuda sembrani terbang membidik kilatan petir
berkalkulasi dengan bilangan penuh angka fiktif
menggambar bintang bintang dengan jubah kebesaran
dan menempatkan pada singgasana
mengais habis sisa sisa mangsa
kota yang hitam

Mari kita sama-sama memuja kebesaran
yang melahirkan kota ini dari sampah serapah
lalat-lalat mati
mencium tanah busuk,rasa kecintaan melarat
                        oleh kemesraan ganjil:
                        - seratus Korawa meraung melepas takdirnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar