Selasa, 31 Januari 2012

PESAN SEORANG IBU BUAT ANAKNYA


Sajak : DG. Kumarsana
 
Seorang ibu mengabari anaknya yang nun jauh di seberang pulau :


“ Nak, jangan lupa sembahyang, itu penting buat kehidupanmu yang sarat dengan cita-cita, jangan lupa disiplin dalam kebajikan-kebajikan yang pernah ibu ajarkan, jangan terlantarkan kasih sayang buat anak-anakmu kelak tempatmu bergantung bagi masa tua, jangan telantarkan rasa syukur ketika hidupmu susah kendati kau tak menghendaki nasib yang demikian jahil mengoyak-koyakan hidup yang sesungguhnya sangat indah ini”

Anaknya menelan ludah satu kali dalam sengak hati tak jelas………

“ Nak tatap ke depan dengan hati yang lebih cerah dan tolehlah ke bawah kalau ternyata masih banyak orang-orang yang demikian patuh tak bergeming dalam doa-doa yang lapar oleh kebutuhan sehari-hari tanpa kejelasan…..”

Anaknya menelan ludah yang tadi tak jadi tertelan dua kali dalam sengak hati lapat lapat

“Nak kalau engkau naksir cewek, carilah yang pas-pasan saja dengan harapan ngerti kemiskinan serta ngeri hidup mewah, apalagi dari hasil dana-dana tak jelas Tapi cari juga cewek yang jelas latar belakangnya dan yang penting jangan main belakang dengan cewek tanpa setahu ibu. Itu akan menjadi anggapan ibu ketidakjelasanmu sebagai seorang anak dari ibumu yang jelas-jelas membesarkanmu…”

Anaknya menelan ludah berkali-kali, sedikit terbatuk-batuk

“Nak kalaupun kamu dapat pacar yang kaya dan banyak duit jangan lupa tanya apakah hutangnya juga banyak? Seandainya itu keliru, ndak ada salahnya menanyakan pula apakah orang tuanya sosok pejabat basah, maksud ibu menjabat di arena bergumul proyek yang manik matanya gemerlap bergambar duit. Sebab terkadang hasil korupsi hanyalah menduga yang kadang-kadang tepat walau tak ada alasan untuk mengatakan demikian seandainya kita di tempat yang sama dengan kesempatan yang lebih memungkinkan…”

Anaknya menelan ludah sambil tidak lupa menjilat-jilat lidah mendengar kalimat pejabat dan korupsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar