Jumat, 27 Januari 2012

ISYARAT PENYAIR


Sajak : DG Kumarsana

 

: Umbu Landu Paranggi
Hari hari sunyi dalam keramaian yang dahsyat
kesepianmu hanyalah sebuah isyarat pergumulan tak bernyawa
yang senantiasa membakar lintasnya jalan api :
                                                semangatmu
para penyair yang semayamkan kata
dimana engkau simpan sajak-sajak, pada sekian pusara nyawa terhenti istirah: hitunglah!
mimpi mimpi yang mengental pada setiap sudut kaca jendela penuh debu
hunian kamar tak bertepi tak berisyarat di balik dinding-dinding hutanmu
yang sarat makna tak lebih ungkapnya suara suara yang senantiasa kau sembunyikan

Inikah pemukiman upacara yang engkau ciptakan
pada asap-asap menebar setiap generasi yang belajar memahami nurani
dunia ini perkucilan peristiwa, bung!  -tak’kan terbakar oleh riwayat
akankah engkau bawa ke tepian juga
setiap generasi tetap tumbuh darimana datangnya  igaumu
setiap generasi jadi tanda-tanda darimana kau rangkai sikap
belajar memahami kemiskinan
kucuri katamu
kutikam bahasamu
kucuri lidahmu
tertikam membahana filsafat basah, lelap tidur dalam kesunyian falsafi
berselimut dalam bantal penuh kegeraman dalam mimpi-mimpi tak jelas
ataukah sebuah kata engkau lahirkan lewat bilik mimpi
kebisuanmu hanya sebuah kegetiran yang aneh
di telinga

Malam tak sepercik bayang
sebuah mimpi kabur dalam kegelapan
bung, di balik jendela tanpa kaca ’kata’ kesunyian ini selalu menjulur-julurkan kebenaran
mencatat makna kegaiban kata-kata hingga tak jadi lapar menakar-nakar : 
”berapa usia sajakmu?”
kapan lahir dan dimana kuburnya?
dan setiakah kata-kata
:dalam kesetiaan aksaramu
Serta kesadaran hidup :
                                    berapa kalimat telah kau lahirkan dalam lingkaran reinkarnasi
generasi selalu sama?


                











Tidak ada komentar:

Posting Komentar