Jumat, 27 Januari 2012

GILI AIR, PADA PERSIMPANGAN BANGSAL


Sajak : DG. Kumarsana

 
Siapa melambai
memanggil manggil gigil meninggalkan cuaca
pada jalan-jalan retak terinjak-injak kudaku
membagi kata
membelenggu dalam nyanyi sunyi
tinggal janji belulang mati, siapa ikut serta nyanyikan lagu kematian?
mengelupas ringkihan kudaku teriakan yang panjang terbang tinggi
membelah langit. Langitku membagi jarak
”dimana asmara membelah dada, matamukah kesunyian hasrat?”
kita membagi-bagi; cinta hanya singgah di kedai kedai kopi cafe-cafe malam, pada terjal bebukitan sebuah drama satu babak, pada tayangan iklan TV, pada sinetron tak jelas, bioskop-bioskop tak beratap,pada stasiun kereta api, terminal-terminal, semua dermaga. buang jauh-jauh ke tengah laut
kesunyian langit
tak berbintang

Gili Air, melewati persimpangan Bangsal
waktu mulai dipertaruhkan bersama nasib
                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar