Rabu, 25 Januari 2012

IMAJI KEADILAN


Sajak : DG. Kumarsana

 
Anak-anak mulai gagu
lupa aksara
konotasi yang diucapkan dalam berbagai kurikulum
hingga suaranya bengkok manakala dipaksakan turun ke jalanan
membawa panji-panji teriakkan keadilan
sertamerta memaksakan diri bahwa kehadirannya adalah warna demokrasi
hujan runtuh memercikan cahaya
basah kuyup mereka merangsak nasi bungkus
demi mengatasnamakan keadilan yang tak jelas-jelas
anak-anak pun mulai memanggil dewa-dewa di langit
bersama mengusung  kebersamaan sebagai wujud prioritas utama
bernama kepuasan
penguasa berkata:” kita tidak bisa memberikan kepuasan kepada masing-masing setiap orang” mari berhitung angka berapa nilai yang sudah kami anggarkan untuk sebuah mahkota dan negeri ini dibangun dalam harapan serta mimpi mimpi kosong
anak-anak mulai duduk manis manakala berjumpa kedudukan
mengajarkan anak-anak lain untuk bersilat lidah saling berbagi bagi kursi
sebagai generasi gagu dalam peringai berubah-ubah
keadilan hanyalah imajinasi
seperti halnya pemerataan
hanya sebuah kesempatan untuk meraup-raup keuntungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar