MATARAM- Abdul Aziz,
orang tua salah satu peserta seleksi penerimaan calon brigadir polisi (brigpol)
mendatangi Mapolda NTB Senin lalu (27/5). Dia hendak melaporkan dugaan adanya
permainan dalam perekrutan itu langsung kepada Kapolda NTB Brigjen Pol M
Iriawan. Namun, keinginannya tidak tercapai karena kapolda sedang tidak berada
di kantornya.
“Saya datang dengan Dina (anaknya yang ikut seleksi
polwan, red). Saya mau sampaikan langsung ke kapolda. Tapi petugas intel
bilang, kapolda sedang keluar. Saya akan datang lagi,” katanya, kemarin.
Diberitakan kemarin, Aziz menduga panitia sengaja
meloloskan salah seorang peserta tes calon polisi wanita (polwan). Padahal,
sebelumnya peserta tes tersebut dinyatakan tidak lolos dalam tes kesehatan
jasmani
Aziz menilai, ada upaya perampasan hak dengan meloloskan
salah satu peserta. Padahal, sebelumnya sebelumnya peserta tersebut telah
dinyatakan gugur sebelumnya. “Ini sama halnya merampas hak orang. Peserta yang
tidak dilulus disuruh’tes ulang,” jelasnya.
Sementara panitia perekrutan brigpol belum bisa ditemui.
Kabidhumas Polda NTB AKBP Sukarman Husein menjelaskan, peserta yang di tes
ulang itu memenuhi syarat. Mereka diberikan kesempatan lagi, dan ternyata hasilnya
bagus. “Kami berikan kesempatan lagi, sehingga dilakukan tes ulang,” jelasnya.
Hanya saja, tes ulang itu tidak berlaku bagi semua
peserta. Peserta yang dinyatakan gugur tidak diberikan kesempatan lagi. Berbeda
dengan peserta calon brigadir polisi wanita (polwan), enam orang diberikan
kesempatan untuk tes ulang.
Anehnya, dari enam orang itu salah seorang peserta
dinyatakan lulus. Sehingga, memunculkan adanya dugaan permainan dalam
perekrutan itu. (mis)
Sumber:
Lombok Post ( rabu 29 mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar