Umbu
Landu Paranggi
Kabut terakhir,
pelahan
surut ke arah barat
merecikkan sosok sunyi,
di bangku
tunggu yang berangin
sejauh itu jua percakapan,
meresonansi
di rahang ruang sendat
stasiun di mana kota jantungmu di mana
menjanjikan
segala pertarungan
bersiap-siaplah, berdamai dengan hati
masuk
suaramu, tebaran mega biru
memburu fajar di mana,
pelintasan
membayangi pelintasan
pergumulan akan dimulai lagi,
segera
padang Kristal gemuruh adegan
sekian cerita, kenangan dan gigi waktu
memahat-mahat
siang malammu segera
terjaring langkahmu dalam pusaran jakarta
Jakarta, oktober 1969
Pelopor Yogya, 22 februari 1970
Tidak ada komentar:
Posting Komentar