Baliho besar-besar
berkibar di atas trotoar jalan
Baliho besar-besar
berkibar di atas jembatan jalan
Baliho besar-besar
berkibar di atas pematang sawah pesisir jalan
Baliho besar-besar tak
jadi berkibar
Tergeletak di kamar
bibik Lemot, mengganti alas kasur tidur
Atau menggantikan
sebagai selimut
Siapa bermimpi kali ini
suatu tugas yang tak pernah menyentuh pundakmu
rakyat masih hirau
tentang bicaramu sesenggak partai konyol
kampanye yang menyentuh
tentang rakyat yang miskin, pendidikan yang konyol
apalagi pejabat seribu
muka bak Rahwana
tak ubah hikayat tak
habis melepas hajat
tersisa dimana-mana
baliho-baliho berkibar
berkibar dimana-mana
seperti asap yang
tertiup dari sisa asap yang mengasapi
seperti dagang sate
mengipasi daging-daging
dan terbakar
pecundang yang emosi
adalah rakyat
baliho berkibar
berkobar berkoar-koar
kebohongan
baliho besar-besar
bergambar Dasamuka terpacak di alun-alun
mengumbar janji
bibik Lemot tersenyum
kecut
dan berteriak-teriak di
tengah gempita kampanye:
“nasi bungkus……nasi bungkus…!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar