Siapa anakku kelak
Terlahir dari awan tak mengukur batas angkasa
meneduh penat
Atau cahaya yang
bergolak liar tak menepi batas hati
membias bak angin
taufan tak terukur jarak dahsyatnya
ganjalan hari memetakan
kelinglungan bertepi yang lupa membukakan pintu ketika kau datang
tidak seperti itu
anakku entah bola
cahaya yang kelak mengulum dunia dalam fantasi
usia terkadang tak
mengubah keberuntungan bahkan mungkin mencoba membaca angin
dengan menanyakan
kodrat yang telah lalui mata hatimu
siapa penghujungmu
kelak memutar bola dunia yang tak pernah engkau sentuh
lahiri peradaban
lereng pengsong nop
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar